"aku kangen kamu."
***
Lucu adalah ketika kau menemukan
sebuah pesan singkat muncul di layar smartphone milikmu dengan nama seseorang
yang tak asing berisi kalimat rindu sementara ia sedang sibuk merencanakan akhir
pekan yang istimewa dengan orang asing lain yang dipikirnya berpotensial
menjadi orang istimewa juga; hal yang akhirnya aku temukan setelah kau dan aku beranjak tak lagi menjadi kita yang utuh. Setelah aku sadar sudah semilyar menit
aku habiskan untuk membuatmu betah berlama-lama untuk berada dalam lingkup
prosaku.
Tidak, aku tidak mencoba
membencimu setelahnya. Mungkin aku hanya tidak bisa mengerti dari sudut
pandangmu bahwa kau sebenarnya tidak menginginkan kita, tidak menginginkan
hubungan yang biasa-biasa saja bersamaku. Atau mungkin aku hanya kurang paham
bahwa sifat liar seseorang tidaklah bisa dijinakkan begitu saja walaupun dengan
kesungguhan.
Begitu banyak ketidak-mengertian
yang aku simpulkan. Tapi, aku yakin hal-hal itu hanyalah karena aku yang kurang
cukup membuatmu bahagia untuk sekedar berlama-lama tinggal, karena
mencoba mengingatkanmu akan segala lembar gambar perjalanan kita adalah hal
yang sangat sia-sia.
Tidak, aku pun tidak begitu saja akan
berhenti mencintaimu seperti kau yang dengan luar biasanya menuliskan itu
sebagai jawaban dari rasa penasaran manusia-manusia ingin tahu di sekitarmu;
berusaha mendapatkan pengakuan bahwa kau sudah sepenuhnya pulih dari
kesakitan-kesakitan yang kau ciptakan sendiri – yang kau limpahkan padaku
tentunya.
Tidak, tidak juga aku mendoakanmu
dengan doa buruk yang kau pun tidak akan bisa menduganya. Tidak juga aku
menceritakan keburukanmu pada mereka-mereka yang seperti singa, lapar akan
cerita perselisihan kita selayaknya hal itu adalah daging rusa mentah. Setidaknya
kau bisa bernafas karena bukan aku yang mengikatkan tali jerat pada tenggorokan
kita, melainkan dirimu sendiri.
Aku hanya tidak mengerti akar
yang bersemayam di pikiran-pikiran picikmu itu, yang aku yakini tidak
seorangpun yang mengerti juga. Aku juga tidak mengerti pergulatan bodoh apa
yang sedang logika dan keinginan bawah sadarku sedang lakukan, karena jelaslah
aku masih membiarkan kau menggambar lebih banyak luka lagi.
Hingga hari ini.