Hai,
lelaki yang merekam senja
Aku
tidak akan bertanya 'apa kabarmu' seperti biasanya yang aku lakukan.
Terlalu kaku untuk kerumitan isi kepala akan kesendirian dan coretan-coretan
tulisan tanganmu itu.
Hatimu
baik-baik sajakah? Apakah sudah tidak seberantakan saat terakhir aku melihatmu
di bandara? Aku ingat, diantara jus campuran lemon dan mentimun; dan coklat
dihadapanku, kau sembunyikan runtuhan-runtuhan yang masih basah lukanya dengan
senyum yang sedikit kau paksakan.
Apakah
kau masih menulis mimpi? Ataukah kau masih menjahit luka dari kata dari setiap
pikiran, lalu kau menerjemahkannya dengan tarian jarimu di tubuh pulpen dan
keyboard dingin itu? Atau apakah kau kian menenggelamkan diri di rawa buku yang
sanggup membuatmu terseok disetiap binar-binar kalimatnya?
Hai,
lelaki yang mencintai senja
Maaf
jika aku terlalu banyak bertanya. Aku hanya terlalu terpancing ego obsesi dan
terlalu menyukai setiap bait berima luar biasa dari jemarimu itu.
Satu
pertanyaan terakhir untukmu,
Jadi,
apa kabar hatimu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar