Selasa, 15 Juli 2014

Lelaki yang Merekam Senja








Hai, lelaki yang merekam senja
Aku tidak akan bertanya 'apa kabarmu' seperti biasanya yang aku lakukan. Terlalu kaku untuk kerumitan isi kepala akan kesendirian dan coretan-coretan tulisan tanganmu itu.

Hatimu baik-baik sajakah? Apakah sudah tidak seberantakan saat terakhir aku melihatmu di bandara? Aku ingat, diantara jus campuran lemon dan mentimun; dan coklat dihadapanku, kau sembunyikan runtuhan-runtuhan yang masih basah lukanya dengan senyum yang sedikit kau paksakan.

Apakah kau masih menulis mimpi? Ataukah kau masih menjahit luka dari kata dari setiap pikiran, lalu kau menerjemahkannya dengan tarian jarimu di tubuh pulpen dan keyboard dingin itu? Atau apakah kau kian menenggelamkan diri di rawa buku yang sanggup membuatmu terseok disetiap binar-binar kalimatnya?

Hai, lelaki yang mencintai senja
Maaf jika aku terlalu banyak bertanya. Aku hanya terlalu terpancing ego obsesi dan terlalu menyukai setiap bait berima luar biasa dari jemarimu itu.
Satu pertanyaan terakhir untukmu,
Jadi, apa kabar hatimu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar